# 7 karakter paling berkembang di Dr Stone Science Future. Dari penebusan Tsukasa hingga aksi heroik Suika, lihat bagaimana arc Amerika mengubah segalanya.

Ketika kapal Perseus, mahakarya Kerajaan Sains, membelah lautan menuju cakrawala baru, para krunya tidak hanya memulai perjalanan geografis ke Amerika. Mereka memulai sebuah pelayaran ke dalam diri, sebuah ekspedisi yang akan menguji keyakinan, kecerdasan, dan jiwa mereka hingga ke batasnya. Arc “Science Future” dalam Dr. Stone bukanlah sekadar petualangan baru; ini adalah ujian akhir yang sesungguhnya.
Misi yang awalnya terdengar sederhana—mencari ladang jagung untuk produksi massal cairan kebangkitan—dengan cepat berubah menjadi sesuatu yang jauh lebih kompleks dan berbahaya. Di benua baru, Senku dan kawan-kawan tidak menemukan tanah kosong, melainkan peradaban tandingan: sebuah koloni ilmuwan canggih yang dipimpin oleh Dr. Xeno, seorang jenius yang sepadan dengan Senku. Pertaruhan pun meningkat drastis. Ini bukan lagi sekadar soal bertahan hidup, tetapi perang ideologi dan kecerdasan yang akan menentukan arah masa depan peradaban manusia.
Arc ini membuktikan bahwa tantangan terbesar bukanlah membangun kembali teknologi, melainkan bagaimana tekanan dan konflik mampu menempa ulang para pahlawan kita. Mereka dipaksa untuk berevolusi atau hancur. Berikut adalah kupas tuntas tujuh transformasi karakter paling signifikan dan berdampak selama arc “Science Future“.
Baca Juga : 10 Miliar Persen Gila! Peringkat 10 Invensi Paling Ambisius di Dr Stone Science Future!
1. Suika
Suika adalah gadis kecil menggemaskan dari Desa Ishigami yang selalu bersembunyi di balik helm semangkanya untuk mengatasi “penyakit kabur” (rabun jauh). Perannya dalam Kerajaan Sains sangat spesifik: menjadi pengintai dan detektif ulung berkat ukurannya yang mini. Dia adalah aset yang sangat berguna, namun selalu berada di bawah perlindungan dan bimbingan orang-orang yang lebih tua dan lebih kuat.
Momen paling krusial dalam seri ini terjadi setelah peristiwa pembatuan global kedua. Ketika semua orang, termasuk para jenius seperti Senku dan Xeno, berubah menjadi batu, Suika menjadi satu-satunya harapan umat manusia yang tersisa. Beban seluruh peradaban tiba-tiba jatuh di pundaknya yang kecil. Selama bertahun-tahun ia hidup dalam kesendirian—diperkirakan antara 5 hingga 7 tahun—ia tidak hanya harus bertahan hidup di alam liar dan mengatasi trauma isolasi total, tetapi juga melakukan hal yang mustahil: menciptakan kembali cairan kebangkitan dari nol. Ini bukan sekadar meniru resep.
Suika harus menerapkan metode ilmiah yang sesungguhnya—observasi, trial and error, dan ketekunan tanpa henti—yang ia pelajari dari Senku dan Chrome. Momen ketika ia akhirnya berhasil dan meneteskan cairan itu ke patung Senku adalah puncak dari perjalanannya, mengubahnya dari seorang murid menjadi seorang ilmuwan sejati atas kemauannya sendiri.
Perkembangan Suika adalah bukti paling kuat dan mengharukan dari filosofi inti Senku: sains bukanlah hak istimewa para jenius, tetapi alat yang bisa digunakan oleh siapa saja. Dia adalah warisan hidup dari Kerajaan Sains. Tindakannya secara harfiah menyelamatkan semua orang dan memungkinkan cerita untuk terus berlanjut. Tanpa Suika, seri Dr. Stone akan berakhir dengan tragis. Dia bertransformasi dari karakter pendukung yang lucu menjadi pahlawan utama dalam arc-nya sendiri.Perkembangan ini bukanlah sekadar kebetulan atau plot armor. Ini adalah validasi tematik paling penting dari keseluruhan seri.
Tema sentral Dr. Stone adalah demokratisasi pengetahuan dan kekuatan sains untuk memberdayakan semua orang. Senku selalu menyebarkan ilmunya, percaya bahwa sains adalah upaya kolektif. Peristiwa pembatuan kedua menjadi ujian pamungkas bagi ideologi ini: bisakah semangat Kerajaan Sains bertahan jika semua ahlinya lumpuh? Suika adalah jawabannya. Dia tidak hanya mengingat resep, tetapi menginternalisasi proses dan semangat ilmiah itu sendiri. Keberhasilannya membuktikan bahwa peradaban ilmiah yang dibangun Senku bersifat berkelanjutan dan dapat mereplikasi dirinya sendiri, bahkan tanpa kehadiran sang pendiri.
2. Tsukasa Shishio

Sebagai antagonis utama pertama, Tsukasa Shishio, sang “Primata SMA Terkuat,” memiliki visi yang gelap. Ia ingin menciptakan dunia baru yang murni dengan hanya membangkitkan kaum muda dan secara sistematis menghancurkan patung orang dewasa yang ia anggap korup. Ideologinya yang brutal ini menjadi ancaman eksistensial pertama bagi visi Senku untuk menyelamatkan seluruh umat manusia.
Setelah dibangkitkan kembali oleh Senku di akhir arc “New World,” Tsukasa bergabung dalam ekspedisi ke Amerika sebagai sekutu, sebuah langkah pertama yang monumental menuju penebusan. Di benua baru, perannya berbalik 180 derajat. Dia tidak lagi bertarung untuk ideologinya sendiri, melainkan menjadi perisai bagi Kerajaan Sains. Kekuatannya yang luar biasa kini digunakan untuk melindungi para ilmuwan dari ancaman fisik pasukan Stanley Snyder. Momen puncaknya adalah ketika ia menyaksikan langsung ironi dari keyakinannya. “Dunia lama” yang ia benci, yang diwakili oleh Senku, rela berkorban untuk menyelamatkannya, sementara cita-cita “murni” miliknya justru melahirkan pengkhianat kejam seperti Hyoga. Kesadaran ini menghancurkan fondasi filosofinya.
Transformasi Tsukasa secara efektif menyelesaikan konflik ideologis utama pertama dalam seri ini. Persatuan antara kekuatan (Tsukasa) dan otak (Senku) menciptakan fondasi yang jauh lebih kokoh untuk masa depan peradaban. Dia menjadi simbol kuat bahwa bahkan mereka yang memiliki pandangan dunia paling ekstrem pun dapat menemukan jalan kembali dan bersatu di bawah bendera kemajuan dan kemanusiaan. Penebusannya terasa sangat pantas karena lahir dari kesadaran mendalam akan kesalahannya.Penebusan Tsukasa lebih dari sekadar perubahan hati; ini adalah kritik tajam terhadap ideologi utopis yang dibangun di atas penyederhanaan berlebihan. Visi awalnya didasarkan pada premis hitam-putih: orang dewasa itu korup, anak muda itu murni.
Namun, pengalamannya di arc ini membuktikan betapa naifnya pandangan tersebut. Dr. Xeno, seorang “dewasa” dari dunia lama, memang ancaman, tetapi Senku, yang juga produk dunia yang sama, adalah harapan. Hyoga, seorang “pemuda” yang ia bangkitkan, terbukti lebih egois dan kejam daripada orang dewasa mana pun yang ia benci. Penebusannya adalah penerimaan terhadap kompleksitas dan kekacauan sifat manusia—sebuah gagasan yang dianut Senku sejak awal. Tsukasa tidak hanya menjadi “baik,” ia menjadi lebih bijaksana.
Baca Juga : Dandadan: Mengupas 7 Momen Paling Kacau dan Lucu di Arc Nenek Turbo
3. Chrome
Chrome adalah “penyihir” dari Desa Ishigami, seorang pemuda otodidak dengan rasa ingin tahu yang tak terbatas. Ia menjadi murid pertama Senku, dengan cepat menyerap dasar-dasar sains dan meninggalkan “sihir”-nya. Meskipun cerdas menurut standar dunianya, ia masih berada dalam bayang-bayang pengetahuan ensiklopedis Senku.
Perjalanan ke Amerika memperluas cakrawala Chrome, baik secara harfiah maupun kiasan. Ia melihat dunia yang jauh lebih besar dari yang pernah ia bayangkan. Konfrontasi dengan sains tingkat lanjut milik Dr. Xeno memaksanya untuk berevolusi. Ia tidak bisa lagi hanya menjadi penerima pasif ajaran Senku; ia harus mulai berinovasi sendiri dalam skala yang lebih besar. Momen krusialnya datang ketika ia memberikan kontribusi signifikan di bawah tekanan, seperti perannya dalam menciptakan “batu matahari” (kalsit) untuk navigasi di tengah badai. Ia mulai berpikir seperti seorang ilmuwan global, bukan lagi sekadar ilmuwan desa.
Chrome tumbuh menjadi pilar kedua sains di Kerajaan Sains. Jika Senku adalah otak ensiklopedis yang membawa pengetahuan dari masa lalu, Chrome adalah perwujudan semangat penemuan yang lahir murni dari Dunia Batu. Perkembangannya memastikan bahwa api sains tidak akan padam bersama Senku. Ia adalah bukti hidup bahwa sains dapat diajarkan, dipelajari, dan dikembangkan oleh siapa saja yang memiliki rasa ingin tahu dan ketekunan. Di akhir seri, rencananya untuk menikahi Ruri mengukuhkan posisinya sebagai pilar masa depan peradaban baru.Chrome mewakili jembatan vital antara “dunia lama” dan “dunia baru.”
Senku, Ryusui, dan Xeno adalah produk dunia modern; pengetahuan mereka “diimpor”. Chrome, sebaliknya, adalah produk asli Dunia Batu. Pikirannya tidak dibentuk oleh buku teks, melainkan oleh observasi langsung dan kebutuhan. Di arc ini, ia berhenti meniru dan mulai mensintesis pengetahuan Senku dengan pemahamannya yang intuitif tentang alam. Ini sangat penting, karena menunjukkan bahwa pola pikir ilmiah itu sendiri—bukan hanya kumpulan fakta—telah berhasil ditanamkan ke dalam budaya Dunia Batu, memastikan peradaban baru ini dapat menghasilkan ilmuwannya sendiri.
Baca Juga : Review Anime The Beginning After The End Season 1: Wajib Tonton atau Skip?
4. Senku Ishigami
Senku Ishigami adalah otak di balik segalanya. Seorang jenius absolut dengan ingatan $E=mc^2$
yang menjadi satu-satunya motor penggerak ilmiah Kerajaan Sains. Gayanya sebagai pemimpin lebih mirip seorang instruktur yang mendelegasikan tugas berdasarkan pengetahuannya yang superior.
Menghadapi Dr. Xeno, seorang ilmuwan yang setara atau bahkan lebih unggul dalam bidang-bidang tertentu, untuk pertama kalinya Senku tidak bisa hanya mengandalkan keunggulan intelektualnya. Ia dipaksa masuk ke dalam perang pikiran yang sesungguhnya. Ini memaksanya untuk benar-benar mempercayai dan bergantung pada keahlian unik rekan-rekannya sebagai mitra strategis, bukan hanya sebagai asisten. Ia mengandalkan manipulasi psikologis Gen , ambisi pendorong Ryusui , dan kecakapan tempur Kohaku sebagai elemen inti dari rencananya.
Ia juga menunjukkan sisi yang lebih manusiawi dan rentan, terutama setelah ditembak oleh Stanley, di mana ia harus sepenuhnya bergantung pada timnya untuk bertahan hidup. Dinamikanya dengan Xeno—dari mentor-murid jarak jauh menjadi rival, lalu menjadi kolaborator yang enggan—menambahkan lapisan kompleksitas pada karakternya, memaksanya untuk menghadapi sisi gelap sains yang digunakan untuk kekuasaan.
Kepemimpinan Senku matang dari seorang “diktator ilmiah” yang baik hati menjadi seorang pemimpin kolaboratif sejati. Ia belajar bahwa membangun kembali peradaban membutuhkan lebih dari sekadar rumus kimia; itu membutuhkan kepercayaan, sinergi, dan pemahaman mendalam tentang sifat manusia.Pertarungannya dengan Xeno pada dasarnya adalah bentrokan antara dua filosofi kepemimpinan ilmiah.
Xeno mempraktikkan elitisme ilmiah, di mana sains adalah alat “elegan” yang harus dipegang oleh segelintir jenius untuk menguasai massa. Sebaliknya, Senku mempraktikkan “sains sumber terbuka,” dengan bebas berbagi pengetahuan untuk memberdayakan semua orang. Kemenangan Senku bukan karena ia lebih pintar, tetapi karena filosofinya menghasilkan tim yang lebih tangguh, adaptif, dan inovatif. Perkembangannya menegaskan bahwa kepemimpinan sejati dalam sains bukanlah tentang menjadi individu terpintar, tetapi tentang menciptakan lingkungan di mana kecerdasan kolektif dapat berkembang.
5. Gen Asagiri

Gen Asagiri adalah seorang mentalis oportunistik, “kelelawar” yang bisa terbang ke sisi mana pun yang paling menguntungkan. Awalnya dibangkitkan oleh Tsukasa, ia membelot ke sisi Senku karena melihat potensi yang lebih besar (dan tentu saja, cola). Meskipun menjadi sekutu yang berharga, selalu ada sedikit keraguan tentang kesetiaannya yang sebenarnya.
Di Amerika, kesetiaan Gen diuji hingga batasnya. Ketika ditangkap dan diinterogasi oleh Dr. Xeno, ia mempertaruhkan segalanya. Menggunakan semua tipu muslihat dan kecerdikan psikologisnya, ia secara aktif melindungi identitas Senku sebagai pemimpin ilmiah, bahkan dengan mengorbankan keselamatannya sendiri dengan menunjuk Taiju sebagai pemimpin palsu untuk mengalihkan target. Tindakannya tidak lagi didasarkan pada perhitungan untung-rugi, melainkan pada ikatan tulus dan kekaguman pada visi Senku. Ia rela mempertaruhkan nyawanya untuk teman-temannya.
Gen menyelesaikan transformasinya dari seorang penyintas yang egois menjadi pilar Kerajaan Sains yang tak tergantikan. Ia adalah perwujudan dari “kekuatan lunak” (soft power) dalam seri ini. Perkembangannya menunjukkan bahwa dalam membangun kembali peradaban, keterampilan sosial, diplomasi, dan pemahaman psikologis sama pentingnya dengan ilmu pasti.Gen adalah representasi dari “seni” dalam dunia “sains”. Keahliannya dalam mentalisme dan psikologi mewakili ilmu sosial dan humaniora.
Awalnya, keahlian ini dipandang sebagai alat yang licik, tetapi di arc ini, keahliannya menjadi krusial untuk kelangsungan hidup. Dia “meretas” pikiran musuh, membangun moral sekutu, dan merancang strategi yang tidak bisa dihitung dengan kalkulator. Momen ketika ia melindungi Senku dari Xeno adalah momen di mana “seni” secara aktif melindungi “sains”. Ini membuktikan bahwa teknologi saja tidak cukup; tanpa pemahaman tentang hati dan pikiran manusia, peradaban paling maju sekalipun akan runtuh.
6. Ryusui Nanami
Pewaris konglomerat Nanami yang flamboyan, Ryusui Nanami, dibangkitkan untuk menjadi kapten kapal Perseus. Motivasinya sederhana dan diucapkannya dengan lantang: ia “serakah” dan ingin memiliki segalanya di dunia. Awalnya, sifat ini tampak seperti cacat karakter yang perlu dikendalikan oleh kru lainnya.
Arc ini secara brilian mendefinisikan ulang “keserakahan” Ryusui. Itu bukan lagi sekadar tentang kepemilikan material, tetapi tentang ambisi tak terbatas untuk eksplorasi, penemuan, dan kemajuan. “Keserakahannya” menjadi mesin yang mendorong seluruh ekspedisi global Kerajaan Sains. Ia menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa dan kemampuan untuk menginspirasi orang lain untuk mencapai hal-hal yang mustahil. Kecurigaannya yang tajam terhadap Luna sebagai mata-mata juga menunjukkan ketajaman strategisnya yang jauh melampaui sekadar menjadi seorang pelaut ulung.
Ryusui menjadi pilar ekonomi dan eksplorasi. Dialah yang memahami cara membangun kembali tidak hanya teknologi, tetapi juga sistem—seperti mata uang “Drago”—yang mendorong inovasi dan kerja keras. Ia melambangkan semangat kapitalisme dan ambisi dalam bentuknya yang paling murni dan produktif, sebuah kekuatan yang diperlukan untuk mendorong peradaban maju dengan kecepatan kilat.Ryusui adalah jawaban Dr. Stone untuk pertanyaan, “Apa yang memotivasi orang setelah kebutuhan dasar untuk bertahan hidup terpenuhi?” Jawabannya adalah hasrat (desire).
Jika Senku dimotivasi oleh keingintahuan dan Taiju oleh cinta, Ryusui memperkenalkan motivator universal: keinginan untuk mendapatkan lebih banyak—sumber daya, pengetahuan, pengalaman. Dia mengubah “keserakahan” (greed) menjadi “hasrat” (desire). Dengan memperkenalkan sistem ekonomi, ia menyalurkan hasrat individu ini menjadi kekuatan pendorong kolektif. Perkembangannya menunjukkan bahwa untuk membangun kembali peradaban modern, Anda tidak hanya membutuhkan sains, tetapi juga pemahaman mendalam tentang ekonomi dan psikologi motivasi manusia.
7. Kohaku
Kohaku adalah prajurit terkuat Desa Ishigami, seorang “singa betina” yang mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan penglihatan superiornya. Bagi Kohaku, solusi untuk sebagian besar masalah adalah kekuatan fisik dan pertarungan langsung.
Menghadapi militer modern pimpinan Stanley Snyder, Kohaku dipaksa menghadapi kenyataan pahit: kekuatan fisik primitif, seberapa pun hebatnya, tidak ada artinya di hadapan senjata api dan taktik militer modern. Ini adalah momen krisis eksistensial bagi perannya di Kerajaan Sains. Perkembangannya bukanlah tentang menjadi lebih kuat secara fisik, tetapi tentang menjadi lebih cerdas secara taktis. Ia belajar untuk mengintegrasikan kekuatannya ke dalam strategi ilmiah Senku. Perannya bergeser dari “prajurit garis depan” menjadi “aset strategis”—seorang pengintai elit, pengawal bagi para ilmuwan, dan operator pasukan khusus yang menjalankan misi presisi.
Kohaku mewakili evolusi peran “kekuatan” dalam dunia yang didominasi oleh “otak”. Dia membuktikan bahwa kekuatan sejati datang dari sinergi antara keduanya. Perkembangannya juga menjadi meta-komentar tentang genre shonen itu sendiri. Sementara banyak seri fokus pada peningkatan kekuatan fisik, Dr. Stone, melalui Kohaku, menunjukkan bahwa adaptasi dan kecerdasan strategis adalah bentuk pertumbuhan yang lebih matang dan relevan.Kegagalan berulang Kohaku dalam pertarungan besar di arc ini bukanlah kelemahan penulisan, melainkan pilihan naratif yang disengaja untuk memperkuat tema utama seri.
Setiap kali Kohaku (puncak kekuatan fisik Dunia Batu) gagal melawan musuh dari dunia modern, itu berfungsi sebagai penegasan bahwa solusi brute-force tidak lagi memadai. Kekalahannya menciptakan ruang bagi solusi ilmiah untuk “menyelamatkan hari.” Oleh karena itu, pertumbuhannya yang sebenarnya tidak diukur dari kemenangan atau kekalahan, tetapi dari kemampuannya untuk menerima kenyataan ini dan mengubah perannya. Ia tumbuh dengan melampaui batas pola pikirnya, bukan hanya batas fisiknya.
Fajar Baru Peradaban yang Ditempa Bersama
Arc “Science Future” lebih dari sekadar perjalanan ke benua baru. Ini adalah wadah penempaan di mana setiap karakter utama dipaksa untuk menghadapi kelemahan mereka dan berevolusi. Pertumbuhan individu dari ketujuh karakter ini secara kolektif mengubah Kerajaan Sains dari sebuah proyek yang dipimpin oleh satu jenius menjadi peradaban yang tangguh, multifaset, dan benar-benar kolaboratif.
Pada akhirnya, arc ini menegaskan kembali bahwa “Science Future” bukan hanya tentang mencapai bulan atau mengalahkan Why-Man. Ini adalah tentang perjalanan manusia itu sendiri—tentang penebusan, pendewasaan, dan penemuan bahwa kekuatan terbesar umat manusia bukanlah kecerdasan satu orang, melainkan kemampuan banyak orang untuk tumbuh, beradaptasi, dan bekerja sama. Dengan tim yang telah ditempa ulang oleh api konflik ini, tidak ada tantangan, bahkan misteri kosmik sekalipun, yang tidak dapat mereka hadapi.
Ringkasan Karakter Paling Berkembang di Dr Stone Science Future
- Suika: Berevolusi dari pengintai menjadi ilmuwan mandiri yang menyelamatkan seluruh umat manusia, membuktikan bahwa sains adalah untuk semua orang.
- Tsukasa: Menyelesaikan busur penebusannya dengan meninggalkan ideologi lamanya dan menjadi pilar kekuatan yang melindungi visi Senku untuk menyelamatkan semua orang.
- Chrome: Lulus dari murid menjadi ilmuwan kelas dunia yang berinovasi secara mandiri, memastikan keberlanjutan pengetahuan ilmiah di Dunia Batu.
- Senku: Bertransformasi dari jenius soliter menjadi pemimpin kolaboratif sejati yang belajar untuk sepenuhnya mempercayai dan mengandalkan kekuatan timnya.
- Gen: Mengukuhkan loyalitasnya, berevolusi dari oportunis menjadi ahli strategi yang rela berkorban dan menjadi pilar “kekuatan lunak” Kerajaan Sains.
- Ryusui: Mendefinisikan ulang “keserakahan” sebagai ambisi yang mendorong kemajuan, menjadi mesin ekonomi dan eksplorasi bagi peradaban baru.
- Kohaku: Beradaptasi dengan era sains, mengubah perannya dari prajurit garis depan menjadi aset strategis yang cerdas, menunjukkan bahwa adaptasi lebih penting daripada kekuatan mentah.
Jika kamu suka mengikuti informasi terbaru tentang anime Dr Stone, kamu bisa melihat artikel lain yang dibuat oleh Essa. Jangan lupa untuk follow dan like media sosial dari Macapop ID di Facebook, X (Twitter), Instagram, Youtube dan Tiktok.