Macapop – Di dunia shonen yang penuh dengan protagonis berambut nyentrik dan semangat membara, Shiki Ichinose dari Tougen Anki muncul dengan ledakan amarah dan rentetan tembakan. Pada pandangan pertama, ia mungkin terlihat seperti arketipe bocah pemarah lainnya—pemberontak, impulsif, dan sedikit kasar. Namun, di balik sikapnya yang angkuh, tersembunyi sebuah tragedi yang mengubah hidupnya selamanya. Suatu hari, dunianya yang normal hancur ketika seorang pembunuh misterius menyerang, menewaskan ayah angkatnya dan menyingkap sebuah rahasia kelam: Shiki adalah keturunan Oni, iblis dari cerita rakyat Jepang yang telah berperang selama ribuan tahun melawan klan Momotaro.
Perang kuno yang diadaptasi dari dongeng klasik ini menjadi latar bagi perjalanan Shiki, di mana darah bukan hanya penanda garis keturunan, tetapi juga sumber kekuatan, kutukan, dan takdir. Kekuatan Shiki Ichinose bukanlah sekadar kemampuan bertarung; itu adalah manifestasi fisik dari trauma, kepribadian unik, dan perjuangannya melawan takdir “darah terkutuk” yang mengalir di nadinya. Artikel ini akan menyelami analisis mendalam tentang kekuatan Shiki Ichinose, mengungkap 7 fakta spesifik yang mungkin Anda lewatkan, mulai dari Blood Ritual of the Ten Guns hingga statusnya sebagai Anak Kishin. Mari kita temukan semua yang tersembunyi di balik kekuatan Oni-nya!
Bukan Sihir Darah Biasa, Ini Adalah “Blood Ritual of the Ten Guns”
Banyak serial fantasi menampilkan manipulasi darah sebagai kekuatan generik, tetapi Tougen Anki mengambil pendekatan yang jauh lebih personal dan spesifik. Kekuatan utama Shiki memiliki nama resmi yang sangat detail: Blood Eclipse Release: Blood Ritual of the Ten Guns. Nama ini sendiri sudah memberikan petunjuk penting. Ini bukan sekadar kemampuan mengendalikan darah sesuka hati, melainkan sebuah “ritual” yang terstruktur untuk menciptakan persenjataan spesifik.
Keunikan ini berakar langsung pada kepribadian Shiki. Jauh sebelum mengetahui dirinya adalah Oni, Shiki adalah seorang gun otaku—penggemar berat senjata api. Kegemarannya ini bukanlah detail karakter yang sia-sia; itu adalah fondasi dari seluruh kekuatannya. Sistem kekuatan Blood Eclipse Release pada Oni memungkinkan mereka menciptakan “perangkat unik berdasarkan pengalaman dan/atau minat pribadi”.
Jadi, ketika darah Shiki dilepaskan, ia secara naluriah membentuk apa yang paling ia kenal dan sukai: berbagai jenis senjata api. Hal ini menjadikan sistem kekuatan di Tougen Anki sangat personal. Kekuatan setiap Oni adalah cerminan jiwa mereka, membuka potensi tak terbatas untuk variasi kemampuan yang unik bagi setiap karakter. Ini bukan kekuatan yang diwariskan secara kaku, melainkan kanvas kosong yang dilukis oleh pengalaman hidup dan hasrat setiap individu.
Bagi banyak protagonis shonen, kebangkitan kekuatan adalah momen kemenangan yang epik. Namun, bagi Shiki, momen itu adalah sebuah mimpi buruk. Kekuatan Oni-nya tidak terbangun melalui latihan keras atau tekad membara untuk melindungi seseorang, melainkan dipicu oleh campuran emosi paling mentah: duka, amarah, dan keputusasaan total.
Semua ini terjadi di awal cerita, ketika Shiki dan ayah angkatnya, Tsuyoshi, diserang oleh seorang Momotaro. Dalam upaya untuk melindunginya, Tsuyoshi—yang ternyata adalah mantan Momotaro yang membelot untuk membesarkan Shiki—mengorbankan nyawanya. Menyaksikan satu-satunya keluarga yang ia miliki tewas di depan matanya memicu ledakan emosi yang tak terkendali dalam diri Shiki.
Pada saat itulah, darah Oni-nya untuk pertama kalinya mengambil alih, mengubahnya menjadi sosok iblis yang mengamuk. Momen ini menetapkan sebuah aturan fundamental bagi kekuatan Shiki: kekuatannya terhubung langsung dengan kondisi emosionalnya, terutama yang bersifat ekstrem. Kebangkitan pertamanya bukanlah sebuah anugerah, melainkan manifestasi dari trauma yang mendalam. Kekuatannya lahir dari rasa sakit, dan perjalanannya untuk mengendalikan kekuatan tersebut pada dasarnya adalah perjalanannya untuk berdamai dengan duka dan amarah yang menjadi sumber kekuatannya.
Seiring berjalannya cerita, terungkap bahwa Shiki bukan sekadar Oni biasa. Ia adalah bagian dari kelompok yang sangat langka dan kuat, yang dikenal sebagai “Anak Kishin” (Child of the Kishin). Hanya ada delapan individu dengan garis keturunan istimewa ini, menempatkan Shiki di jajaran elite bahkan di antara kaumnya sendiri. Status ini adalah pedang bermata dua yang mendefinisikan gaya bertarungnya.
Keuntungan utama menjadi Anak Kishin adalah kemampuan untuk menghasilkan “kekuatan eksplosif bahkan saat menggunakan sangat sedikit darah”. Ini memberinya efisiensi dan daya hancur yang luar biasa, memungkinkannya untuk bertarung lebih lama dan lebih keras daripada Oni pada umumnya. Namun, keistimewaan ini datang dengan harga yang mahal: penggunaan kekuatan ini “sangat melelahkan secara fisik”.
Konsekuensi ini menjadi batasan naratif yang krusial, mencegah Shiki menjadi terlalu kuat terlalu cepat dan memaksanya untuk bertarung dengan cerdas. Garis keturunan ini adalah perwujudan literal dari judul seri, Tougen Anki: Legend of the Cursed Blood. Darahnya adalah anugerah terbesar sekaligus kutukan terberatnya. Dualitas ini memaksa Shiki untuk terus-menerus bergulat dengan batas kemampuannya dan sifat berbahaya dari warisannya, memperkuat tema bahwa kekuatan sejati bukan hanya tentang daya hancur, tetapi juga tentang menanggung beban dan konsekuensinya.
Atribut Elemen Api “Enki” yang Tersembunyi
Status sebagai Anak Kishin tidak hanya memberinya efisiensi darah yang luar biasa, tetapi juga sebuah kemampuan tambahan yang mengejutkan: atribut elemen. Setiap Anak Kishin memiliki afinitas elemen yang unik, dan untuk Shiki, elemen itu adalah Enki (“Api”). Lapisan kekuatan ini mengubahnya dari sekadar petarung jarak jauh menjadi ancaman hibrida yang mematikan.
Ketika Shiki memanfaatkan kekuatan Enki-nya, tubuhnya “diselimuti oleh api neraka,” memberinya resistensi terhadap api dan kemampuan untuk menyebarkan api ke target serangannya. Ini secara efektif menggabungkan serangan proyektil dari senjata apinya dengan kerusakan elemen jarak dekat, membuatnya sangat sulit untuk dihadapi dalam pertarungan. Pilihan elemen ini tampaknya bukan suatu kebetulan.
Shiki digambarkan memiliki “sikap yang kasar dan konfrontatif” serta sering disebut pemarah. Api, sebagai elemen yang secara tradisional diasosiasikan dengan gairah, amarah, dan agresi, adalah cerminan sempurna dari temperamennya. Ini menunjukkan bahwa garis keturunan Kishin mungkin tidak memberikan elemen secara acak, melainkan beresonansi dengan sifat inti inangnya. Kekuatan apinya adalah perpanjangan alami dari semangatnya yang berapi-api, semakin memperkuat gagasan bahwa di dunia Tougen Anki, kekuatan adalah ekspresi sejati dari diri.
Jika kekuatan Oni Shiki adalah manifestasi dari traumanya, maka “Berserk State” adalah ekspresi paling murni dan paling berbahaya dari amarah tersebut. Ini adalah kondisi di mana emosinya sepenuhnya mengambil alih, melepaskan potensi penuh darah Oni-nya dengan mengorbankan semua kendali dan kesadaran. Naito Mudano, mentornya, bahkan secara spesifik menguji Shiki untuk melihat apakah ia akan masuk ke mode berbahaya ini, menunjukkan bahwa ini adalah fenomena yang dikenal dan ditakuti di kalangan Oni.
Peningkatan kekuatan dalam mode ini bukan hanya kualitatif, tetapi juga kuantitatif dan terukur. Selama kebangkitan pertamanya yang dipicu oleh kematian ayahnya, Shiki terlihat memegang “setidaknya dua belas senjata api” secara bersamaan (Manga: Chapter 1). Namun, seiring berjalannya waktu dan meningkatnya ancaman, potensi destruktifnya pun ikut tumbuh.
Selama pertarungan puncaknya melawan Mikado Momodera di Kyoto Arc, jumlah ini meningkat secara dramatis menjadi “setidaknya tujuh belas senjata api” (Manga: Chapter 70). Angka-angka ini memberikan bukti nyata tentang potensi kekuatan Shiki yang terus berkembang. Berserk State adalah visualisasi dari “iblis yang bersemayam di dalam dirinya” , konflik internal utamanya yang dibuat menjadi nyata. Setiap kali ia terancam jatuh ke dalam kondisi ini, itu adalah pertarungan untuk mempertahankan kemanusiaannya.
Evolusi di Medan Perang: Dari Satu Menjadi Dua Senjata Melawan Rival Abadi
Meskipun Shiki terdaftar di Akademi Rasetsu untuk melatih kemampuannya , lompatan terbesar dalam perkembangan kekuatannya tidak terjadi di lapangan latihan, melainkan di tengah panasnya pertempuran hidup atau mati. Kyoto Arc menjadi titik balik krusial, di mana ia didorong hingga batas kemampuannya saat berhadapan dengan rival abadinya, Mikado Momodera.
Sebelum arc ini, Shiki hanya mampu memanifestasikan satu senjata api pada satu waktu. Namun, dalam pertarungan sengit melawan Mikado, didorong oleh kebutuhan untuk bertahan hidup dan menang, Shiki berhasil melampaui batasannya. Untuk pertama kalinya, ia mampu memanifestasikan dua senjata api secara bersamaan, meskipun dengan “banyak kesulitan” (Manga: Chapter 68). Momen ini sangat signifikan karena menunjukkan pola perkembangannya: kekuatan Shiki tidak terbuka melalui latihan metodis, tetapi melalui tekanan ekstrem dan kemauan keras untuk mengatasi rintangan. Rivalitasnya dengan Mikado bukan hanya subplot, melainkan mesin pendorong utama bagi pertumbuhannya. Untuk menjadi lebih kuat, Shiki harus terus mencari dan menghadapi tantangan yang lebih besar, menjadikan setiap pertarungan sebagai langkah evolusi berikutnya.
Bagaimana Kekuatan Darah Adalah Peta Karakter Shiki
Pada akhirnya, jika kita merangkai semua fakta ini, sebuah gambaran yang lebih besar akan muncul. Seluruh set kekuatan Shiki Ichinose berfungsi sebagai peta naratif dari perjalanan psikologis dan emosionalnya. Kekuatannya lebih dari sekadar alat untuk bertarung; itu adalah cermin dari jiwanya yang terus berubah.
Awalnya, kekuatannya adalah ledakan amarah murni yang bertujuan untuk membalaskan dendam ayahnya. Namun, seiring ia mulai membentuk ikatan dengan teman-teman barunya di Akademi Rasetsu dan menemukan tujuan baru selain balas dendam—yaitu melindungi mereka—kontrol atas kekuatannya menjadi lebih halus dan terfokus. Evolusinya dari Berserk State yang tak terkendali menjadi kemampuan untuk menggunakan dua senjata secara sadar adalah bukti dari pertumbuhan ini. Perubahan motivasinya, dari “balas dendam” menjadi “melindungi dan memahami warisannya,” secara langsung memengaruhi cara kekuatannya bermanifestasi. Dengan demikian, penulis Yura Urushibara menggunakan sistem kekuatan ini sebagai perangkat naratif yang cerdas. Dengan mengamati bagaimana kekuatan Shiki berubah, pembaca dapat melacak perkembangan karakternya tanpa perlu dialog eksposisi. Blood Eclipse Release miliknya, pada intinya, adalah busur karakternya yang diwujudkan dan dipersenjatai.
Takdir yang Tertulis dalam Darah
Dari “Blood Ritual of the Ten Guns” yang sangat personal hingga status langka sebagai “Anak Kishin” dengan elemen api, kekuatan Shiki Ichinose jauh lebih kompleks daripada yang terlihat. Kekuatannya adalah perpaduan unik dari kepribadian, trauma, garis keturunan, dan pertumbuhan emosional. Ia bukan lagi sekadar bocah pemarah dengan pistol, melainkan seorang pejuang muda yang perjalanannya untuk menguasai “darah terkutuk” miliknya adalah cerminan dari perjalanannya menemukan jati diri. Saat ia terus menghadapi musuh yang lebih kuat dan mengungkap lebih banyak rahasia tentang Kishin, evolusi kekuatannya pasti akan terus mengejutkan kita. Karena di dunia Tougen Anki, darah adalah takdir, kepribadian, dan kekuatan—semuanya terjalin menjadi satu.
Fakta mana yang paling mengejutkanmu? Apakah ada kekuatan Shiki Ichinose lain yang menurutmu layak dibahas? Bagikan pendapatmu di kolom komentar di bawah!
Ringkasan 7 Fakta Kekuatan Shiki Ichinose
Blood Ritual of the Ten Guns: Kekuatan Shiki bukan sekadar manipulasi darah, melainkan kemampuan spesifik untuk menciptakan senjata api, yang merupakan cerminan langsung dari hobinya.
Kebangkitan Akibat Trauma: Kekuatan Oni-nya pertama kali bangkit bukan karena latihan, melainkan dipicu oleh amarah dan duka mendalam atas kematian ayah angkatnya di chapter/episode pertama.
Keturunan “Anak Kishin”: Shiki adalah bagian dari kelompok elit 8 Oni langka yang disebut “Anak Kishin,” memberinya kekuatan ledak yang dahsyat namun sangat menguras fisik.
Elemen Api “Enki”: Sebagai Anak Kishin, ia memiliki atribut elemen api, memungkinkannya menyelimuti diri dengan api, mendapatkan resistensi panas, dan membakar targetnya.
“Berserk State” yang Berbahaya: Saat emosinya memuncak, Shiki bisa masuk ke mode mengamuk di mana kekuatan ofensifnya meningkat drastis (dari 12 menjadi 17+ senjata), namun ia kehilangan kendali.
Evolusi di Tengah Pertarungan: Perkembangan kekuatannya terbukti saat ia berhasil memanifestasikan dua senjata sekaligus untuk pertama kalinya selama pertarungan sengit melawan rivalnya, Mikado Momodera, di Kyoto Arc.
Peta Perkembangan Karakter: Seluruh sistem kekuatannya berfungsi sebagai cerminan perjalanannya, dari amarah balas dendam yang tak terkendali menjadi kekuatan yang lebih terfokus untuk melindungi teman-temannya.
Jika kamu suka mengikuti informasi terbaru tentang animeTougen Anki, kamu bisa melihat artikel lain yang dibuat oleh Essa. Jangan lupa untuk follow dan like media sosial dari Macapop ID di Facebook, X (Twitter), Instagram, Youtube dan Tiktok.